Kamis, 30 Agustus 2012
Part 2 Bagaimana seharusnya remaja-generasi muda (kita?)
Generasi muda. Sebuah bagian masa dari perjalanan kehidupan yang utuh. Bagian dari masyarakat yang senantiasa dielukan, ditinggikan, optimistis dan pandai. Generasi yang selalu ditunggu suara suara kritisnya. Generasi yang selalu diharapkan mampu membawa angin segar kehidupan.
Sudah cukup lama persoalan persoalan remaja cukup sulit terkendali. Hal ini terbukti dengan berbagai bentrokan yang tidak jarang menyebabkan terjadinya kematian kematian dengan angka yang tidak sedikit pada remaja. Padahal seringkali hal hal seperti ini tidak dipicu oleh sesuatu yang jelas, tidak dipicu oleh sebuah hal yang benar benar perlu untuk dipersoalkan, mungkin hal ini akan menjadi berbeda antara orang per orang, namun kita juga telah dibekali sejak lahir, akal untuk memikirkan hal ini semua, menilai sesuatu, mempertimbangkan dan bertindak. Kejadian kejadian itu seolah merujuk pada kondisi remaja yang benar benar labil secara emosi. Hanya sebuah keinginan untuk menunjukkan kekuatannya, dsb. Sayapun pernah membaca dari sebuah media yang menyatakan ada seorang remaja putri yang masih duduk di bangku kelas 1 SMA yang meninggal karena entah mengalami keracunan atau tubuhnya tidak kuat menerima minuman keras yang ditenggaknya. Hipotesa mengatakan hal itu bukan keinginannya sendiri. Hal inipun membuktikan bahwa kelompok atau individu acuan cukup berpengaruh bagi pemilihan perilaku si remaja. Belum lagi maraknya media jejaring sosial yang dengan mudahnya mengangkat berbagai isu, yang seringkali hanya ditanggapi secara dangkal. Dan juga tak jarang menjadi sumber pemasukan nilai nilai yang menjadikan adanya sebuah gaya hidup. Mungkin praktis, konsumtif, membawa kenikmatan sesaat, dan lain sebagainya.
Kita seringkali mendengar berbagai ekspektasi yang tinggi dari generasi sebelumnya bagi orang orang muda ini. Yang katanya memiliki banyak energi berlebih. Yang selalu aktif dan terkadang reaktif. Potensi potensi ini memang sangat layak bila mendapatkan perhatian dan harapan bagi banyak pihak.
Tidak perlu memulai sesuatu dari hal hal yang berjauhan dengan posisi kita saat ini atau sebelumnya. Saya mengambil potret remaja muda yang sempat berbentrok dengan sistem sekolahnya karena memperjuangkan apa yang menurutnya benar. Sebuah film dokumenter berjudul “Sekolah Kami Hidup Kami” berdurasi sekitar 15 menit ini mengisahkan sebuah perjuangan dari seorang anak muda yang memiliki ide subversif karena ketidakbenaran dan kebobrokan di sekitarnya. (tentu tokoh itu bisa kita jadikan tokoh inspiratif untuk rubrik seseorang kita nanti :p), dengan strategi dan kapasitasnya waktu itu, ia menggalang kekuatan untuk mewujudkan ide itu menjadi sebuah aksi nyata. Itu bila kita melihat sejarah masa lampau :p baru baru ini saya membaca kisah kisah mengenai remaja berprestasi. Ada seorang remaja putri (usia SMA) yang membuat sebuah permainan ular tangga. Apa menariknya ular tangga ini? Dalam tiap langkah permainan ini, ia memberikan pesan pesan seputar freesex dan berbagai risiko yang menyertainya. Iapun sibuk mengkampanyekan permainan ini pada teman teman sebayanya. Kitapun tidak jarang mendengar mengenai remaja remaja sekolah menengah kejuruan yang telah sukses melakukan daur ulang bahan bahan yang masih bisa dipergunakan. Ada yang bertujuan untuk mengurangi sampah, hingga melakukan penghematan energi dengan pembuatan teknologi berbahan bakar sumber daya yang dapat diperbaharui. Geliat anak anak muda makin terlihat, tidak hanya dengan rajin belajar di sekolah, namun mereka semakin mampu menerapkan ilmunya demi pemecahan pemecahan masalah yang ada dalam kehidupan sehari hari. Hal hal seperti ini yang tentu saja perlu kita beri apresiasi yang tinggi, supaya semangat itu terus menyala.
Memberikan sebuah pengaruh bagi cara pandang remaja, menurut saya adalah sebuah hal yang harus. Tanpa ba bi bu, tanpa menjadikannya sebagai prioritas entah ke berapa.
Tentu, pengaruh itu sesuai dengan apa yang menjadi harapan bersama, pengaruh tidak memastikan hanya berasal dari satu pihak, namun pengaruh membawa sebuah ruang untuk saling berkomunikasi, mencari solusi solusi terbaik.
Perbedaan bukan sesuatu hal yang menjadi alasan untuk melakukan bentrokan, namun perbedaan membuka celah untuk berkomunikasi. (Rio Satriawan-maaf tidak sama persis)
Membuat kita bersama sama berpikir ulang mengenai kontribusi apa yang hendak kita berikan pada kehidupan, sejak dini bukankah adalah harapan kita bersama, hai generasi muda?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar