Bagaimana Menangkap Ide
–saya mempertanyakan apa makna dari ancang-ancang (?) –13.Okt’11
Daripada saya menjadi tidak fokus, Okelah, sebelum memulai MK ideologi hari ini. Saya akan menanggapi surat yang masuk ke kotak pos depan rumah. Sebenarnya, mungkin juga bukan menanggapi, karena ini bukan rubrik surat pembaca ataupun psikologi anak, yang hadir tiap minggu di surat kabar lokal ataupun tabloid wanita.
Seperti kue yang berteman dengan teh hangat dan sore hari tulisan ini saya buat. Sehingga memang barangkali saya ini baik hati (dan memang berharap begitu :p ) dan barangkali saya bisa berteman baik pula denganmu. (Amin). Sial, tapi kenapa awalannya kau berkata teman yang tidak saya tahu. Ckckck.
Belum ada tema khusus edisi kali ini (haiyaaaaahhh,lagi-lagi) inspirasi-inspirasi itu memang sering datang di waktu-waktu yang tidak kita harapkan. Bukan bermaksud tidak mengaharapkan tapi terkadang memang tidak tepat waktu, misalnya ketika kita sedang tidak siap dengan pena dan kertas ataupun ketika dosen masih sibuk berbicara, menjelaskan slide-slide mk yang tidak semuanya menyenangkan tapi menjadi sebuah keharusan untuk dipahami. Dan kemudian mereka pergi begitu saja tanpa merasa bersalah bahwa mereka sebenarnya sangat sulit untuk dicari. Entahlah, mereka bersembunyi. Di kolong meja, di balik pintu, ataupun walau mereka bergelantungan bersama piring dan gelas di rak makan. Tapi yang paling sering saya dapati,mereka berlarian ke segala penjuru, tak tentu arah, terpisah-pisah dan sulit untuk disajikan secara apik seperti masakan ibu dari bumbu dan rempah aneka rupa bisa terhidang di meja. Mungkin kemudian kau akan berkata (lagi) jangan mencari mereka, tapi lakukan hal-hal yang bisa mengundang mereka datang dengan sendirinya (layaknya bermain jelangkung kemudian).
Nah begitulah, mungkin ini adalah curhat pertama saya setelah sekian lama tidak cukup serius untuk menulis . Tapi memang begitulah kenyataannya,mungkin kau bisa memberikan saran-saran yang lebih operasional, karena dari penglihatanku yang sedikit agak rabun hingga terkadang keliru menilai realitas (dan sepertinya kali ini tidak), kau bisa begitu produktif menelurkan kata-kata, merangkainya jadi satu hingga menjadi sebuah bangunan kalimat yang rapi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar